SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Selamat datang di blog saya. Blog ini saya buat sebagai sarana bagi konstituen untuk mengupdate kegiatan saya. Juga sebgai saran bagi kita untuk bertukar pikiran. Saya sangat mengharapkan komentar, saran juga tulisan dari anda semua, dimana pesan dapat diposting langsung di Web Message atau anda dapat meng-klik kata Comments yang tertera di bagian bawah kanan setiap artikel.

Saya mengharapkan adanya saran yang membangun khususnya mengenai daerah Kalimantan Tengah yang harus kita perjuangkan bersama kemajuannya. Terima kasih.


Hamdhani

Seminar "Accountability and Parliamentary Oversight" - Helsinki, Finland, 10 - 13 Nopember 2008

My Amazon Favorites

Presentasi FUNGSI DPD-RI dan AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MASYARAKAT

Kunjungan Kerja Senator Hamdhani ke Daerah tahun 2008

Selasa, 25 November 2008

GERAKAN SOLIDARITAS KEBANGKITAN EKONOMI KAWASAN TIMUR INDONESIA ( TATA KTI )

LATAR BELAKANG

Dilandasi semangat persatuan dan eksatuan bangsa di dalam memperingati 100 tahun nasional 20 Mei 2008, sejumlah tokoh KTI ( Kawawsan Timur Indonesia ) di Jakarta mengajak masyarakat yang peduli dengan NKRI mendukung GERAKAN SOLIDARITAS KEBANGKITAN EKONOMI KAWASAN TIMUR INDONESIA atau TATA KTI, sebagai sarana perjuangan percepatanpembangunan KTI yang selama ini menggunakan pendekatanm Cost benefit Ratioberdasarkan jumlah penduduk suatuwilayah, menjadi paradigma baru : Pembangunan yang berorientasi kepada luas wilayah dan potensi Sumber Daya Alam.

Pada masa Presiden BJ Habibie ( 1998 – 1999 ) ada Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia( DP KTI ), di masa pemerintahan Gus Dur – megawati ( 1999 – 2002 )dibentuk Menteri muda Percepatan PembangunanKTI, di masaPresiden Megawati – Hamzah Haz ( 2002 – 2004 ) ditingkatkanmenjadi Menteri negara Percepatan Pembangunan KTI, namun di masa Presiden SBY – JK ( 2004 – 2009 )malahan dihapus dan digantgi menjadi Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal.

Percepatan Pembangunan KTI semakin rumit dan kehilangan fokus. Oleh karena itu TATA KTI akan menggalang dukungan seluruh bangsa Indoensia pada Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009 hanya memilih pemimpin yang sungguh – sungguh mau membangun Indonesia dengan mengikutsertakan KTI melalui perubahan strategi kebijakan pembangunan nasional, dimana peran anggota DPR, DPD, parpol dan presiden yang akan datang sangat menentukan.

Pemimpin Indonesia abad 21 harus memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu menangkap gerak laju negara – negara Kawasan Asia Timur yang membutuhkan sumber daya dan pasar yang ada di KTI.


SEKILAS TENTANG KTI

Visi : We Grow Together ( Kita Tumbuh Bersama )
Misi : Menciptakan keseimbangan dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional.

Dideklarasikan : 18 Juni 2008 di gedung DPD RI

Tujuan :
Mempercepat akselerasi pembangunan ekonomi KTI terutama di bidang pertanian / pangan, energi, infrastruktur, dan pariwisata guna mewujudkan ketahanan ekonomi nasional dalam rangka keutuhan NKRI.

Permasalahan :
1. Keterbelakangan dalam segala bidang yang masih menjadi kenyataan di KTI yang dapat berimbas kepada KBI.
2. Kebijakan pemerintah yang belum bersungguh – sungguh membuka peluang dan mendorong pembangunan ekonomi dan pengelolaan SDA di KTI.

Strategi Gerakan :
.Melalui Gerakan Solidaritas Kebangkitan Ekonomi KTI melakukan gerakan simultan sbb :
1. Mendesak pemerintah melakukan perubahan strategi kebijakan dan desain kelembagaan
( institutional design ) yang melindungi dan mengedepankan reaolsiasi hak – hak dasar
rakyat, terutama di bidang pengelolaan dan pengolahan komoditas strategis KTI berdasarkan
konstitusi untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin dan keseimbangan lintas kawasan.

2. Mengupayakan dialog intensif bersifat strategis dengan Presiden RI dan Pimpinan
lembaga tinggi negara ( DPR, DPD, dll ) serta peemrintah propinsi dan kabupaten /
kota.

3. Menggelar Public Expose melalui serangkaian kegiatan berbentuks eminar, diskusi,
road show dan eksibisi.

Program :
1. Memperjuangkan percepatan realisasi pelaksanaan proyek – proyek pembangunan dan pengembangan komoditas strategis di bidang energi, pangan, kelautan, pertambangan, pariwisata dan infrastruktur.

2. Memperjuangkan peninjauan kembali kontrak kerja pertambangan dengan investor asing yang sedang berjalan agar memberi manfaat kepada KTI.

3. Memperjuangkan pemantapan peran KTI sebagai kawasan pertumbuhan baru di Asia Pasifik dalam rangka menghadapi globalisasi.

Pesan Budaya
Dengan program kerja gerakan tsb di atas, diharapkan timbul rasa kebersamaan yang mengutamakan keberhasilan bersama demi keutuhan NKRI.


KONDISI KTI

Hingga tahun 2008, khususnya dalam kaitan pembangunan KTI,belum ada perubahan secara signifikan terhadap struktur ekonomi antara KTI dan KBI ( Kawasan Barat Indonesia ) termasuk tingkat pertumbuhan ekonominya.Bahkan kabupaten di KTI sekarang termasuk Daerah Tertinggal ( DT ) rata – rata mengalami tingkat eprtumbuhan ekonomi lebih rendahdaripada kabupaten / kota Non DT di KTI, kecuali kabupatenDT KTI di Propinsi Kalimantan Timur. Jika trendini berkelanjutan berarti bahwakabupaten DT di KTI akan mengalami tingkat pertumbuhan yangsemakin mkenurun, secara ekonomi berarti terjadi incremental growth yang secara ratio lebih rendah di KTI. Kondisi ini membenarkan data yang adapada tahun 1970 an, bahwa KTImemilikin income perkapita lebih besar sekitar 20 – 30% dari income perkapita rata – rata secara nasional, yangs elama 3 – 4 dekade terakhir mengalami penurunan secara terus menerus, sheingga mencapai posisi yang lebih rendahmenjadi 13 – 60% dari rata – rata nasional. Untuk mengejar setengah ketertinggalan tsb dibutuhkan waktu 20 – 40 tahun membangunKTI tanpa membangun KBI.

Pada tahun 2002, DP – KTI dan Kementerian PPKTI mengemukakan kondisi KTI pada wsaat itu, yaitu KTI terdiri dari beberapa pulau dan kepulauan dengan luas wilayah daratan 1.293.215 km2atau 67,91% dari seluruh wilayah Indonesia. KTI mempunyai daerah yang berbatasan dengan 11 negara tetangga, sementara sarana dan instrumen pengelolaan potensi daerah sangat terbatas.Jumlah penduduk di KTI 35.195.900 jiwa ( data 1999 ) atau 20,04% penduduk Indonesia. Kepadatan penduduk sekitar 29 jiwa per km2. Kualitas SDM di bawah rata – rata nasional. Secara keseluruhan kondisib perekomomian KTI lebih rendah dibandingkan dengan KBI, baik PDRB, income perkapita, porsi investasi, porsi ekspor, sedangkan potensi SDA sangat besar, dimana 81,2% total cadangan bahan tambang Indoensia ada di KTI. Demikian juga potensi hutan, pertanian, sumber daya kelautan.

DEKLARATOR TATA KTI

1. H. Zainal Bintang – Sulsel
2. Laode Ida – Sultra
3. M. Hatta Taliwang – NTB
4. Iskandar A. Nuhung – Sulsel
5. Hamdhani – Kalteng
6. Freddy Roeroe – Sulut
7. Andi Suruji – Sulsel
8. Abdullah Kadir Husain DH – Papua Barat
9. Ray Sahetapy – Sulteng
10. Yoseph Tahir Ma’ruf – Gorontalo
11. Polycarpus da Lopez – NTT
12. Theo. L. Sambuaga – Sulut
13. Noldy Tuerah – Sulut
14. Manuel Kaisiepo – Papua
15. Jeffrey Rawis – Sulut
16. Betsy Bauty – Gorontalo
17. Boy R. Sompotan – Sulut
18. Benny K. Harman – NTT
19. Achmad Latief Alwy - Sulsel
20. Fadlan Wahana – Sulsel
21. Servas – NTT
22. J.E. Najoan – Sulut
23. Laode Sufrie – Sultra
24. Rasyid Abdullah – Sulsel
25. Alosyah – Sultra
26. Rany W – Sulut
27. Yusuf Hasani – Maluku
28. Malebudu – Sultra
29.Boeli Londa – Sulut
30. Marhany VP. Pua – Sulut
31. Luther kOmbong – Kaltim
32. Alexius Marianus Adu SH – NTT
33. Ikhwan Azis – Sulsel
34. AR Maklim – Sulsel
35. Faedal Yuri B – Sulsel
36. Natsir Mansyur – Sulsel
37. Kun Aliman MH - Sulsel

Sekretariat TATA KTI

Head Office : PURI EXCIS
Jl RP Soeroso 27J Gondangdia = Menteng, Jakarta 10330
Tel / fax : 021- 3900168
Email : tata.kti16@gmail.com

Tidak ada komentar: